Naga333 - Jahe telah lama dikenal sebagai obat alami untuk mengatasi mual dan gangguan pencernaan. Namun, temuan penelitian terbaru menunjukkan bahwa jahe juga dapat berkontribusi terhadap kesehatan jantung. Dilansir dari "avalonfire.org" dan "naga333" situs terpercaya, sebuah tinjauan ilmiah mengungkapkan bahwa mengonsumsi jahe dapat membantu menurunkan tekanan darah, mengurangi kolesterol LDL dan trigliserida, serta mengurangi peradangan—faktor-faktor yang menjadi pemicu utama penyakit jantung.
Menurunkan tekanan darah, Beberapa penelitian dalam tinjauan tersebut menunjukkan bahwa suplemen jahe dapat membantu menurunkan tekanan darah sistolik, angka teratas dalam pengukuran tekanan darah. Tekanan darah sistolik yang tinggi dapat memberikan tekanan ekstra pada jantung dan pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Menurut ahli gizi Liz Weinandy, MPH, RDN, LD dari Ohio State University Wexner Medical Center, senyawa dalam jahe berfungsi seperti penghambat saluran kalsium.
"Obat-obatan ini membantu pembuluh darah rileks dan memperlambat denyut jantung, sehingga menurunkan tekanan darah," kata Weinandy. Menurunkan kolesterol dan trigliserida, Jahe juga dapat membantu menurunkan kolesterol LDL (kolesterol "jahat") dan trigliserida.
Kedua jenis lemak tersebut dapat menumpuk di pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Satu studi dalam tinjauan tersebut menemukan bahwa orang gemuk yang mengonsumsi hingga 1,8 gram jahe per hari bersama dengan metformin mengalami kadar trigliserida, kolesterol LDL, dan kolesterol total yang lebih rendah. Lindsay Malone, MS, RDN, LD, seorang instruktur nutrisi di Fakultas Kedokteran Universitas Case Western Reserve, percaya bahwa polifenol dan flavonoid dalam jahe adalah penyebab dari manfaat ini.

Malone memberikan penjelasan berikut: "Komponen aktif dalam jahe dapat menghambat produksi kolesterol di hati, meningkatkan sekresi asam empedu, dan mempercepat kerja enzim pemecah lemak." Meredakan peradangan, Peradangan kronis merupakan salah satu penyebab utama penyakit jantung. Senyawa fenolik dalam jahe, seperti gingerol, shogaol, dan paradol, diketahui memiliki efek antiperadangan yang kuat.
Satu studi yang dikutip dalam tinjauan tersebut menemukan bahwa mengonsumsi 2 gram jahe per hari selama tiga bulan dapat mengurangi indikator peradangan dalam tubuh. Menurut Weinandy, fitokimia dalam jahe membantu mengendalikan mikroba berbahaya dengan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Selain itu, sejumlah senyawa membantu menetralkan radikal bebas, yang dapat membahayakan sel-sel tubuh.
Mencegah aterosklerosis, Senyawa bioaktif jahe, yang bertindak sebagai antioksidan, juga melindungi jantung dan pembuluh darah. Kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal bebas dicegah oleh antioksidan. Penelitian menunjukkan bahwa efek ini berperan dalam mencegah aterosklerosis, suatu kondisi di mana plak terbentuk di dinding arteri yang dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, dan gagal jantung.
Menjaga keseimbangan gula darah, Jahe juga dikenal dapat membantu mengendalikan kadar gula darah, terutama pada penderita diabetes tipe 2. Salah satu senyawa dalam jahe, 6-gingerol, berfungsi membantu memindahkan glukosa dari darah ke dalam sel otot, serta meningkatkan sensitivitas insulin.
Penelusuran "avalonfire.org" dan "naga333" situs terpercaya, dalam sebuah penelitian, partisipan dengan diabetes tipe 2 yang mengonsumsi 1.600 miligram jahe per hari selama tiga bulan mengalami penurunan kadar gula darah puasa, insulin, dan HbA1c—penanda kadar gula darah jangka panjang. Dalam penelitian lain, jahe juga terbukti membantu mengurangi resistensi insulin, yang merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular.
Komentar
Posting Komentar