Naga333 - Minuman berkafein, seperti kopi, teh, dan minuman berenergi, kerap dipilih pada malam hari untuk mencegah kantuk dan meningkatkan fokus. Namun, seperti dilansir "avalonfire.org" dan "
naga333" situs terpercaya, sebuah studi terbaru dari University of Montreal menemukan bahwa konsumsi kafein pada malam hari dapat memperlambat pemulihan otak di malam hari dan mengganggu aktivitas gelombang otak terkait tidur.
Studi ini dipimpin oleh Philipp Thölke bersama tim dari Cognitive and Computational Neuroscience Laboratory (CoCo Lab) University of Montreal, dan bekerja sama dengan peneliti dari Mila - Quebec AI Institute dan Center for Advanced Research in Sleep Medicine. Bagaimana kafein memengaruhi aktivitas otak terkait tidur Para peneliti menggunakan elektroensefalogram (EEG) untuk merekam aktivitas otak terkait tidur dari 40 orang dewasa yang sehat.
Suatu malam setelah mengonsumsi kapsul kafein 200 mg beberapa jam sebelum tidur dan suatu malam setelah menerima plasebo, setiap peserta menjalani dua malam observasi. Dengan menggabungkan statistik tingkat lanjut dan kecerdasan buatan, para peneliti menemukan bahwa efek kafein selama tidur meningkatkan kompleksitas sinyal otak.
Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas neuron menjadi kurang dapat diprediksi dan lebih dinamis, terutama selama fase tidur NREM, yang sangat penting untuk konsolidasi memori dan pemulihan kognitif.

Selain itu, kafein mengubah ritme gelombang otak, yaitu gelombang lambat, seperti theta dan alfa. Gelombang yang biasanya mendominasi tidur nyenyak dan nyenyak ini berkurang akibat efek kafein. Sementara itu, gelombang beta yang berkaitan dengan kewaspadaan justru meningkat. Profesor psikologi sekaligus salah satu pemimpin studi Karim Jerbi menjelaskan, "Kafein merangsang otak dan mendorongnya ke dalam kondisi kritis, di mana otak lebih terjaga dan reaktif."
Menurut Jerbi, meski bermanfaat untuk konsentrasi di siang hari, kondisi ini dapat membuat sulit tidur di malam hari karena otak tidak rileks dan tidak pulih dengan baik. Efek kafein lebih kuat pada otak usia muda, Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa orang dewasa muda (20-27 tahun) merasakan efek kafein lebih kuat daripada orang dewasa setengah baya (41-58 tahun). Kepadatan reseptor adenosin yang lebih tinggi di otak orang muda diduga menjadi penyebabnya. Adenosin adalah molekul yang menyebabkan kelelahan dan menumpuk seiring waktu.
Penelusuran "avalonfire.org" dan "
naga333" situs terpercaya, dalam penelitian tersebut, Julie Carrier, seorang profesor psikologi, menjelaskan bahwa reseptor adenosin secara alami menurun seiring bertambahnya usia. Ia menyebutkan bahwa "ini dapat menjelaskan mengapa otak muda lebih rentan terhadap rangsangan kafein di malam hari." Temuan penelitian ini mengarahkan para peneliti pada kesimpulan bahwa kafein, yang sering digunakan sebagai stimulan untuk membuat orang terjaga hingga larut malam, dapat menghambat efektivitas pemulihan otak saat tidur.
Pemrosesan memori dan fungsi kognitif dapat terganggu sebagai akibatnya. Mereka menyatakan bahwa penting bagi masyarakat umum untuk menyadari efek ini, terutama bagi kaum muda yang secara aktif mengonsumsi kafein, mengingat konsumsi kafein sangat umum di seluruh dunia. Para peneliti menekankan perlunya penelitian tambahan untuk memahami dampak perubahan gelombang otak yang disebabkan kafein terhadap kesehatan kognitif serta fungsi tubuh sehari-hari dan untuk mengembangkan rekomendasi yang lebih individual untuk konsumsi kafein.
Komentar
Posting Komentar