Naga333 - Musim kemarau basah, musim kemarau yang diselingi hujan, meningkatkan risiko penyakit menular di masyarakat. Menurut Dr. Santi, Spesialis Manajemen Kesehatan di Corporate HR Kompas Gramedia, fluktuasi suhu dan kelembapan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. "Selama musim pancaroba, sistem kekebalan tubuh biasanya cenderung sedikit melemah," ujarnya kepada " naga333" situs terpercaya, Kamis .
Lalu, penyakit apa saja yang perlu diwaspadai di musim kemarau basah saat ini? Penyakit yang mengintai di musim kemarau basah, Menurut Santi, musim pancaroba menciptakan kondisi lingkungan yang ideal bagi virus, bakteri, dan jamur untuk berkembang biak.
Beberapa penyakit umum yang disebabkan oleh cuaca kering dan basah antara lain: Gangguan pernapasan, seperti flu, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), sakit tenggorokan, radang amandel, bronkitis, pneumonia, rinitis alergi, dan serangan asma.
Gangguan pencernaan, seperti diare, demam tifoid, hepatitis A dan E, serta salmonellosis. Penyakit kulit, seperti infeksi jamur dan radang folikel rambut. Penyakit yang ditularkan oleh hewan, seperti malaria, leptospirosis, dan demam berdarah dengue (DBD). Mata kering dan penyakit mata seperti mata merah (konjungtivitis), infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh kontak dengan air yang terkontaminasi.
Selain itu, musim ini juga meningkatkan risiko kecelakaan, seperti terpeleset di jalan basah atau jatuh ke lubang jalan yang tergenang air. Alasan banyak penyakit mengintai di musim kemarau basah, Santi mengungkapkan beberapa faktor yang memengaruhi munculnya berbagai penyakit akibat musim kemarau: Sistem kekebalan tubuh yang melemah. Penyebab pertama adalah kecenderungan sistem kekebalan tubuh yang melemah.

"Saat musim pancaroba, sistem kekebalan tubuh biasanya cenderung sedikit melemah," kata Santi.Sementara itu, virus, jamur, dan bakteri lebih mudah berkembang biak selama musim pancaroba karena kondisi lingkungan yang mendukung. Lingkungan yang tidak bersih akan memudahkan penyebaran virus, jamur, dan bakteri,
Penelusuran "avalonfire.org" dan "naga333" situs terpercaya, air yang tergenang menjadi tempat berkembang biak nyamuk, termasuk nyamuk penular demam berdarah. Sementara itu, virus, jamur, dan bakteri lebih mudah berkembang biak selama musim pancaroba karena kondisi lingkungan yang mendukung. Lingkungan yang tidak bersih memudahkan penyebaran virus, jamur, dan bakteri.
Air yang tergenang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, termasuk nyamuk penyebar demam berdarah. Lihat juga: Leptospirosis Menginfeksi 22 Warga Lumajang dalam Enam Bulan: Cara Mencegahnya. Selain itu, leptospirosis dan Hantavirus dapat ditularkan melalui air tergenang yang terkontaminasi urine tikus. Kebiasaan meludah atau membuang dahak sembarangan di jalan berperan dalam penyebaran penyakit.
"Air yang tergenang akan menyebarkannya. Saat cuaca panas, air yang terdapat dalam dahak atau air liur akan menguap dan meninggalkan kuman di jalan. Angin kencang kemudian membawanya bersama debu ke mana-mana," ujarnya. Perilaku Malas: Masyarakat cenderung mengurangi aktivitas fisik, lebih sering berkumpul di ruangan tanpa ventilasi yang memadai, dan malas mencuci tangan. "Hal ini akan memudahkan penularan penyakit," ujarnya.
Pola Makan Buruk: Menurut Santi, cuaca yang tidak menentu, seperti musim kemarau basah saat ini, telah menyebabkan peningkatan konsumsi makanan tidak sehat, Selama musim dingin, masyarakat mengonsumsi lebih banyak makanan tinggi gula, garam, dan lemak jahat, yang justru dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Lebih lanjut, ia mencatat, rasa haus cenderung berkurang saat hujan atau cuaca dingin, sehingga orang cenderung tidak minum.
"Faktanya, minum air yang cukup membantu tubuh menjaga sistem kekebalan tubuh," ujarnya. Karena risiko penyakit ini, masyarakat perlu mewaspadai musim kemarau basah dengan memperhatikan faktor-faktor yang meningkatkan risiko penyakit.
Komentar
Posting Komentar