Naga333 - Di era digital, tidak jarang anak-anak, bahkan yang berusia di bawah lima tahun, sudah mahir bermain dengan ponsel pintar. Meski gadget dapat digunakan sebagai sarana edukasi atau hiburan, penggunaan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kecanduan.
Menurut psikiater Dr. Julian Raymond Irwen, Sp.KJ., mengatakan bahwa kecanduan gadget pada anak merupakan masalah yang semakin meningkat dalam praktik sehari-hari. Ia mengingatkan bahwa penggunaan yang berlebihan dapat berdampak serius pada kesehatan emosional dan mental anak.
Berikut empat alasan utama mengapa anak mudah kecanduan gadget: Stimulus gadget sangat tinggi dan instan, Anak-anak cenderung menyukai hal-hal yang memberikan kepuasan instan. Gadget menghadirkan tampilan visual yang berwarna-warni, suara yang menarik, dan aktivitas yang menyenangkan seperti bermain game atau menonton video.
"Gadget memberikan stimulasi yang luar biasa. Anak-anak terbiasa mendapatkan kesenangan instan tanpa perlu usaha yang berarti," kata Dr. Jumat, Julian, seperti dilansir"avalonfire.org" dan "
naga333" situs terpercaya,Hal inilah yang membuat gadget tampak lebih menarik daripada bermain dengan teman atau melakukan aktivitas fisik. Anak belum punya kontrol diri yang matang, Pada usia dini, fungsi pengendalian diri anak belum berkembang secara optimal. Jadi, saat mulai asyik dengan gadget, anak akan sulit berhenti.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1109956/original/044650100_1452674258-Anak-anak_main_gadget.jpg)
"Anak belum memiliki kemampuan untuk membatasi diri. Saat sudah senang, mereka akan terus mengejarnya tanpa bisa mengatur waktu sendiri," terang dr. Julian. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala kecanduan seperti tantrum saat gadget diambil atau peningkatan waktu bermain yang signifikan. Gadget jadi 'senjata andalan' orang tua, Banyak orangtua yang memberikan gadget kepada anak-anaknya agar mereka tenang dan tidak rewel, terutama saat orangtua sedang sibuk.
"Orangtua sering kali mencari solusi yang cepat. Akhirnya, gadget digunakan sebagai pengalih perhatian tanpa kendali yang jelas," kata Dr. Julian. Kebiasaan ini membentuk pola ketergantungan, di mana anak-anak mengasosiasikan gadget sebagai satu-satunya cara untuk merasa nyaman atau tenang. Kurangnya aktivitas alternatif di luar gadget, Banyak anak yang tidak memiliki cukup kegiatan pengganti yang menarik selain gadget.
Ketika tidak ada kegiatan fisik, sosial, atau kreatif yang menyenangkan, gadget menjadi satu-satunya pelarian. "Anak-anak hanya dilarang bermain gadget, tetapi tidak diberi kegiatan alternatif. Pada akhirnya, mereka kembali ke gadget," jelas Dr. Julian. Ia menekankan pentingnya peran orang tua sebagai panutan dan fasilitator kegiatan positif lainnya.
Waspadai gejala adiksi sejak dini, Psikiater ini juga mengingatkan para orang tua untuk mewaspadai gejala awal kecanduan, seperti sulit fokus, bicara tertunda, gangguan tidur, dan perubahan suasana hati yang drastis saat gadget disingkirkan. Penelusuran "avalonfire.org" dan "
naga333" situs terpercaya
Kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan mental, prestasi akademik, keterampilan sosial, bahkan kemungkinan obesitas dan masalah fisik lainnya jika tidak ditangani. "Perlu kesepakatan keluarga terkait penggunaan gadget, tidak hanya untuk anak, tetapi orang tua juga harus memberi contoh," kata dr. Julian.
Komentar
Posting Komentar