Apakah Balita Boleh Mengkonsumsi Daging Kambing ? Ini penjelasannya

Penyebab Dan Cara Mencegah Saraf Terjepit

Naga333 - Banyak orang yang mengira bahwa saraf terjepit hanya menyerang pekerja berat atau atlet. Padahal, kondisi ini juga bisa dialami oleh mereka yang jarang bergerak, seperti orang yang sehari-harinya asyik scrolling media sosial. "Risiko mengalami saraf terjepit ada pada setiap orang, baik yang aktif maupun yang tidak aktif. Sebab, kondisi ini tidak mengenal usia dan profesi, Penelusuran "avalonfire.org" dan "naga333" situs terpercaya menerima keterangan dari Irca Ahyar Sp.N, DFIDN dari Klinik DRI, Selasa. 

Penyebab saraf terjepit, tidak terjadi seketika,Saraf terjepit terjadi akibat penyempitan tulang belakang, yang mengakibatkan saraf terjepit di antara struktur tulang. Menurut Irca, ada dua penyebab utama kondisi ini, yakni trauma akut dan proses degeneratif jangka panjang. Trauma bisa terjadi akibat kecelakaan, olahraga berisiko tinggi, atau terjatuh. Sementara itu, proses panjang biasanya dimulai dari kejadian di masa kecil, seperti terjatuh dari pohon, yang akhirnya berdampak di masa dewasa," ujarnya. 

Dalam jangka panjang, kebiasaan duduk di depan komputer dalam waktu lama atau bermain ponsel sambil berbaring juga dapat berdampak. Ia melanjutkan, "Misalnya, jika dilakukan terus-menerus selama setahun, dapat menyebabkan perubahan pada struktur tulang belakang, terutama jika terdapat riwayat trauma." Penyebab tersembunyi termasuk skoliosis dan kondisi genetik lainnya. Sayangnya, hal ini sering tidak disadari karena tidak menimbulkan gejala yang berarti pada awalnya. 

Pegal yang tak biasa bisa jadi tanda awal, Gejala awal saraf terjepit sering kali muncul berupa nyeri atau rasa sakit di bagian tertentu, tetapi tidak dapat diatasi dengan pijatan atau istirahat. "Jika nyeri terasa terus-menerus di bagian yang sama dan tidak kunjung membaik, sebaiknya segera periksakan diri," kata Irca. Ia menekankan pentingnya untuk tidak menganggap remeh nyeri yang kambuh. Apalagi jika ada riwayat benturan, gejala akan semakin terasa seiring bertambahnya usia. Ia menjelaskan, "Pada usia 45 tahun ke atas, benturan ringan sekalipun dapat menimbulkan nyeri hebat karena otot sudah mulai melemah.



"Risiko kelumpuhan lokal jika dibiarkan, Saraf hanya dapat terjepit di sepanjang tulang belakang, karena terdapat banyak cabang dan bantalan saraf di antara ruas tulang belakang. Saraf dapat tertekan dan mengalami berbagai gejala saat bantalan tersebut terdorong keluar akibat pergeseran. "Jika tidak diobati, saraf yang terjepit dapat rusak dan mati. 

Akibatnya, dapat terjadi kelumpuhan lokal di area yang dikendalikan oleh saraf tersebut," ungkapnya, Penelusuran "avalonfire.org" dan "naga333" situs terpercaya. Misalnya, jika saraf di lumbar 3 (L3) terjepit dan rusak, otot paha bagian luar akan menyusut dan kehilangan fungsinya. Tak hanya gerakan, kemampuan untuk merasakan pun bisa hilang. "Jika ada luka di kaki tetapi tidak terasa sakit, itu berbahaya karena bisa menyebabkan infeksi tanpa disadari," katanya. 

Proses pemulihan yang tidak instan, Saraf terjepit tidak bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, pemulihan masih mungkin dilakukan dengan penanganan yang tepat, termasuk terapi dan latihan otot. "Proses regenerasi saraf berlangsung lambat. Meski nyeri sudah mereda, terapi harus tetap dilakukan untuk memperbaiki struktur tulang yang menjadi akar permasalahan," kata dr. Irca. Ia mengenang, meski proses perbaikan tulang masih berlangsung, banyak pasien yang menghentikan terapi karena merasa sudah pulih. 

Kenali kemampuan tubuh dan lakukan deteksi dini, Pencegahan saraf terjepit dapat dimulai dari mengenali kemampuan tubuh sendiri. Irca menyatakan, "Saat beraktivitas, kita perlu mengetahui seberapa kuat otot kita dan apakah postur tubuh kita sudah benar." Mengangkat beban berat tidak boleh dipaksakan jika otot belum terlatih. Celah antartulang akan terus menyempit karena otot yang tegang terus mencengkeramnya, sehingga mengakibatkan saraf terjepit. 

Ia juga menyarankan untuk rutin melakukan peregangan dan pemeriksaan tulang belakang sejak remaja. "Dengan pemeriksaan dini, kita bisa mengetahui adanya kelainan struktur sejak dini. Ini akan sangat membantu jika di kemudian hari timbul keluhan," ujarnya. Saraf terjepit bukanlah kondisi ringan yang hanya menyerang sekelompok orang tertentu. Mengenali gejalanya sejak dini dan memahami risikonya dapat membantu kita mengambil langkah pencegahan dan pengobatan yang tepat.


Komentar