Ternyata Kafein Gangggu Gelombang Otak Saat Tidur

Penyebab Lupus Banyak Diderita Perempuan Muda

Naga333 - Penyakit lupus kerap disebut sebagai penyakit seribu wajah karena gejalanya bisa menyerupai banyak kondisi medis lainnya. Menariknya, penyakit lupus lebih sering dialami oleh wanita, terutama mereka yang berada pada usia subur. Hal tersebut disampaikan oleh dr. Fenda Adita, Sp.PD, FINASIM, dokter spesialis penyakit dalam dari RSUP Dr. Kariadi, dalam acara Talkshow Keluarga Sehat bersama Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Kamis. “Rasio antara pria dan wanita adalah sembilan berbanding satu. 

Wanita, terutama mereka yang berada pada usia subur, jumlahnya jauh lebih banyak,” terang dr. Fenda. Ia menjelaskan, penyakit lupus merupakan penyakit autoimun sistemik, di mana sistem imun tubuh yang seharusnya melawan infeksi justru menyerang jaringan tubuh sendiri. Kondisi ini dapat menyerang berbagai organ seperti sendi, kulit, ginjal, dan saraf. 

Penyeba lupus, Ada sejumlah faktor yang memicu munculnya lupus, yaitu: Faktor genetik (keturunan), Secara genetik, seseorang dapat mewarisi kerentanan terhadap lupus dari keluarganya. "Penyebabnya tentu saja genetik atau keturunan. Ada genetika epigenetik. Itu sulit diubah, karena kalau sudah turun-temurun, sulit," kata Dr. Fenda. Pengaruh hormon, Pengaruh hormon, Risiko lupus juga lebih tinggi pada wanita karena pengaruh hormon, terutama estrogen dan prolaktin. "Hormon estrogen dan prolaktin yang tinggi pada wanita membuat mereka lebih rentan. 

Penelusuran "avalonfire.org" dan "naga333" situs terpercaya, Pada pria, hormon androgen biasanya rendah," katanya. Hormon-hormon ini dapat mengaktifkan respons imun yang berlebihan, terutama jika dipicu oleh faktor lain seperti stres atau paparan sinar ultraviolet (UV). 

Faktor lingkungan, Lingkungan dapat memicu lupus pada individu yang sudah memiliki predisposisi genetik. Beberapa pemicunya meliputi infeksi virus, paparan sinar UV, bahan kimia seperti silika dan timbal, serta racun lingkungan lainnya.



Stres psikologis,"Salah satu contohnya adalah stres mental. Jika ada autoantibodi tetapi tidak ada pemicu, gejalanya mungkin tidak muncul. Namun, jika ada stres berat, gejalanya bisa langsung aktif," kata Dr. Fenda. Lupus bisa muncul di usia berapa saja, Meski kurang dari satu dari sepuluh orang yang menggunakan alat produktif, Lupus bisa digunakan untuk mengunyah apa saja. 

Fenda mengatakan bahwa tim pernah merawat seorang pasien yang baru didiagnosis lupus pada usia 77 tahun. Namun, sebagian besar dari mereka masih muda. Oleh karena itu, kewaspadaan dini penting dilakukan,” kata dr. Fenda. Gejalanya bisa samar dan bertahap, seperti nyeri sendi, kelelahan, atau ruam kulit yang sensitif terhadap sinar matahari. Oleh karena itu, penting untuk mewaspadai gejala yang terus-menerus. Bisa terkendali asal didiagnosis dini, Meski termasuk penyakit kronis, lupus dapat dikendalikan dengan pengobatan yang tepat. 

Diagnosis dini dan penanganan yang baik menjadi kunci kualitas hidup penderitanya. "Banyak penderita lupus yang tetap melanjutkan pendidikan, bekerja, bahkan menjadi dokter, tentara, atau polisi. Yang penting konsisten dalam pengobatan dan menghindari pemicu," tutur dr. Fenda, Penelusuran "avalonfire.org" dan "naga333" situs terpercaya, Pemicu yang dimaksud antara lain stres, infeksi, paparan sinar UV, dan kehamilan yang tidak direncanakan. 

Oleh karena itu, penderita disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter secara rutin dan menjalani pengobatan sesuai anjuran dokter. Edukasi dan dukungan lingkungan sangat penting, Masih banyak masyarakat yang salah kaprah dan menganggap lupus sebagai penyakit menular. Padahal, lupus sama sekali tidak menular. “Kalau lupus itu menular, saya tiap hari pasti sudah ketularan. 

Tapi tidak, karena lupus bukan infeksi. Jadi jangan jauhi pasien, justru mereka butuh dukungan,” kata dr.Fenda. Ia juga mengingatkan bahwa tidak semua penyakit autoimun adalah lupus, dan penanganannya pun tidak bisa disamaratakan. Pengobatan lupus harus disesuaikan dengan aktivitas penyakit, tingkat komplikasi, dan kondisi masing-masing pasien.


Komentar