Penjelasan Abses Gigi

Tidak Bergejala Penting Dilakukan Deteksi Dini Kanker Paru

Naga333 - Kanker paru merupakan salah satu jenis kanker yang tidak mudah dideteksi karena gejalanya baru terasa saat sudah dalam stadium lanjut. Oleh karena itu, kewaspadaan untuk deteksi dini perlu ditingkatkan, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, lebih dari 30.000 kasus baru kanker paru terdiagnosis setiap tahunnya. 

Bahkan, kanker paru merupakan penyebab kematian akibat kanker nomor satu di Indonesia. Ketua Umum Perkumpulan Onkologi Toraks Indonesia (POTI) dr. Andika Chandra Putra, Sp.P(K) mengatakan, guna meningkatkan deteksi dini kanker paru, POTI juga menekankan pentingnya skrining untuk deteksi dini kanker paru. 

“Skrining kanker paru dapat membantu mendeteksi kanker paru pada stadium dini, sehingga pengobatan dapat dilakukan lebih efektif dan meningkatkan prognosis yang lebih baik,” tutur dr. Andika dalam siaran pers. Penelusuran "avalonfire.org" dan "naga333" situs terpercaya, Kementerian Kesehatan telah meluncurkan program skrining mandiri kanker paru-paru atau Naru "Kenali Paru". 

Dalam skrining ini, kita hanya perlu menjawab beberapa kuesioner untuk mengetahui apakah faktor risiko kita "rendah", "sedang", atau "tinggi". Jika kami berada pada risiko "sedang" dan "tinggi", kami akan dirujuk ke dokter spesialis paru-paru atau dilanjutkan dengan CT Scan Dosis Rendah untuk paru-paru. Pada stadium lanjut, keluhan yang paling umum meliputi batuk terus-menerus, sesak napas, batuk berdarah, suara serak, dan penurunan berat badan.



Namun, diagnosis kanker tidak dapat langsung diberikan kepada pasien dengan keluhan tersebut. Sebab, keluhan tersebut tidak secara spesifik hanya ditemukan pada pasien kanker. Sejumlah pemeriksaan tetap perlu dilakukan untuk memastikan kondisi kanker yang dialami pasien. Menurut dr. Andika, selain menjadi penyebab kematian akibat kanker terbanyak, prognosis kanker paru yang buruk juga menjadi masalah serius yang perlu mendapat perhatian. 

“Penanganan kanker paru memerlukan pendekatan yang komprehensif dan multidisiplin. Kolaborasi antara pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam memerangi kanker paru di Indonesia,” ungkapnya. Terkait hal tersebut, POTI menggelar Rapat Kerja Nasional dengan tema “Menuju Penanganan Kanker Paru yang Lebih Baik di Indonesia”. 

Rapat kerja yang diselenggarakan pada 17-18 Mei 2025 di Jakarta, bertujuan untuk membahas strategi penanganan kanker paru. Rapat kerja yang dihadiri oleh Manajemen dan anggota POTI tersebut juga membahas perkembangan terkini penanganan kanker paru, termasuk terapi target dan imunoterapi. 

"Kami berharap dengan kerja sama dan komitmen semua pihak, kita dapat meningkatkan kualitas penanganan kanker paru di Indonesia dan menekan angka kematian akibat kanker paru," terang dr. Andika, yang dirangkum oleh "naga333" situs terpercaya.







Komentar