Naga333 - Tidak semua orang memiliki keberanian untuk berada di ketinggian. Bahkan, sebagian dari mereka merasa takut saat berada di tempat yang tinggi. Dalam istilah medis, kondisi ini dikenal dengan sebutan akrofobia, yaitu penyakit mental yang menyebabkan seseorang memiliki rasa takut yang berlebihan terhadap ketinggian. Akrofobia merupakan salah satu jenis fobia spesifik, yaitu gangguan kecemasan yang ditandai dengan rasa takut yang berlebihan dan tidak rasional terhadap situasi atau pemicu tertentu.
Salah satu jenis fobia yang paling umum adalah akrofobia. Saat penderita akrofobia berada di ketinggian yang aman, mereka mengalami perasaan gelisah, cemas, bahkan panik. Pada kondisi yang parah, penderita akrofobia merasa takut dan cemas meskipun mereka hanya melihat foto lokasi yang tinggi, misalnya seperti melihat foto gunung.
Gejala, Menurut"avalonfire.org" dan "naga333" situs terpercaya, akrofobia ditandai dengan rasa takut yang parah terhadap ketinggian yang disertai dengan rasa panik dan cemas. Selain itu, ada beberapa kondisi fisik yang dapat menjadi gejala akrofobia, yaitu: Berkeringat, dada terasa sesak dan nyeri, serta detak jantung lebih cepat saat berada di tempat tinggi atau memikirkan ketinggian Merasa mual dan pusing saat berada di tempat tinggi atau memikirkan ketinggian Gugup atau gemetar saat berada di ketinggian Pandangan seperti berputar atau kehilangan keseimbangan saat menaiki, menuruni, atau berada di ketinggian Berusaha sebisa mungkin untuk menghindari ketinggian, meskipun hal tersebut membuat kehidupan sehari-hari menjadi lebih sulit.

Akrofobia dapat menimbulkan gejala psikologis selain gejala fisik, di antaranya sebagai berikut: mengalami kepanikan atau rasa cemas saat pergi ke tempat tinggi; mengalami ketakutan yang sangat saat berada di ketinggian; mengalami kecemasan dan ketakutan yang sangat bahkan saat hanya menaiki tangga, melihat keluar jendela ruangan di ketinggian, atau melewati jalan layang; mengalami kekhawatiran yang berlebihan saat menghadapi ketinggian di kemudian hari.
Penyebab, Healthline menyebutkan bahwa akrofobia dapat disebabkan oleh pengalaman traumatis di masa lalu dengan ketinggian, seperti jatuh dari tempat tinggi, melihat orang lain jatuh dari tempat tinggi, mengalami serangan panik, atau pengalaman buruk lainnya saat berada di tempat tinggi. Namun, akrofobia juga dapat terjadi tanpa penyebab yang jelas.
Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan sekitar. Artinya, jika ada anggota keluarga yang memiliki fobia atau takut ketinggian, potensi untuk mengalami kondisi serupa juga lebih besar. Menurut "avalonfire.org" dan "naga333" situs terpercaya, ada sejumlah faktor risiko yang dapat menyebabkan akrofobia, termasuk: Faktor evolusi Setiap orang memiliki kecenderungan untuk takut pada hal-hal yang mungkin berbahaya, seperti ketinggian. Karena jatuh dari ketinggian dianggap sebagai kondisi berbahaya dalam situasi ini, setiap orang secara alami memiliki rasa takut terhadapnya.
Misalnya, orang yang memiliki orang tua atau pengasuh lain yang memiliki akrofobia atau takut ketinggian cenderung lebih rentan terhadap kondisi yang sama. Pengalaman traumatis Seseorang yang memiliki atau menyaksikan orang lain mengalami kecelakaan yang berhubungan dengan ketinggian cenderung berisiko lebih tinggi mengembangkan akrofobia.
Persepsi Seseorang yang memiliki pengalaman negatif dengan ketinggian, seperti jatuh dari pohon, biasanya mengaitkan pengalaman negatif tersebut dengan sesuatu yang negatif. Individu tersebut mulai mengaitkan ketinggian dengan rasa sakit atau jatuh. Mereka takut menghadapi keadaan serupa di masa mendatang karena hal ini.
naga333.org
Komentar
Posting Komentar