Jika Abaikan Sinyal Tubuh, Lari Bisa Jadi Bumerang

Waspadai Tuli Akibat Bising

Naga333 - Kebiasaan mendengarkan musik melalui headphone dengan volume tinggi dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Risiko ketulian akibat kebisingan kini mengancam semua orang, bukan hanya pekerja pabrik atau pengemudi angkutan umum. 

"Kita sebenarnya menikmati kebisingan setiap hari, seperti konser, tempat musik, atau taman bermain yang memiliki pengeras suara bervolume tinggi," kata Dr. Fikri Mirza Putranto, dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) di Departemen Telinga, Hidung, Tenggorokan, dan Bedah Kepala dan Leher (THT-KL), seperti dikutip "naga333" situs terpercaya, Sabtu. 

Gejala awal sering diabaikan,Orang yang mengalami gangguan pendengaran akibat kebisingan biasanya mengalami gejala awal seperti telinga berdenging dan rasa tersumbat. Gejala-gejala ini seringkali dianggap sepele karena biasanya hilang dalam 24 jam. Namun, Fikri memperingatkan bahwa akibat kelalaian yang sering dan berulang, gangguan pendengaran akibat kebisingan dapat menyebabkan kerusakan permanen. 

Gangguan pendengaran kronis akibat kebisingan tidak hanya dapat menyebabkan masalah pada telinga, tetapi juga dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup seseorang. Dampaknya dapat berupa kesulitan berkomunikasi di lingkungan yang ramai dan kehilangan fokus, mengganggu kehidupan sosial, dan mempercepat penuaan saluran pendengaran.



Penelusuran "avalonfire.org" dan "naga333" situs terpercaya, Tips aman gunakan headset sehari-hari, Terdapat beragam Perangkat Pendengaran Pribadi (PLD) yang tersedia saat ini, mulai dari earbud dan headphone over-ear hingga headset konduksi tulang. Fikri menyatakan bahwa headphone over-ear dengan peredam bising aktif (ANC) relatif lebih aman karena dapat meredam kebisingan tanpa perlu volume yang berlebihan. 

Namun, ia menambahkan bahwa jenis PLD ini tidak disarankan untuk digunakan saat berjalan atau berlari, karena dapat mengurangi kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar. Fikri menyarankan penggunaan PLD dengan volume maksimum 60% selama tidak lebih dari 60 menit per hari sebagai tindakan pencegahan keamanan. Ia juga menyarankan untuk beristirahat selama lima menit setiap jam, menjaga kebersihan earbud, dan memanfaatkan fitur peringatan volume yang tersedia di banyak perangkat. 

"Gunakan PLD dengan teknologi peredam bising agar tidak perlu menaikkan volume terlalu tinggi. Batasi volume di bawah 80 desibel," ujarnya. Fikri menyarankan pengguna PLD untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis THT jika mengalami dua dari tiga kondisi berikut: penggunaan lebih dari empat jam per hari, volume di atas 80 persen, atau nyeri atau dering setelah penggunaan. 

Tingkat keparahan gangguan pendengaran akibat kebisingan menentukan jalannya perawatan. Untuk cedera akut, seperti tinitus, terutama jika berlangsung kurang dari 12 minggu, perawatan medis masih memungkinkan. Sementara itu, untuk kondisi kronis tanpa gangguan psikologis, terapi stimulasi magnetik transkranial yang melibatkan ahli saraf dapat menjadi pilihan. 

Menurut Fikri, "penanganan sebaiknya melibatkan psikolog atau psikiater untuk membantu proses pemulihan jika kondisi berlanjut dan disertai keluhan psikologis seperti stres atau depresi."


Komentar